GLOBALISASI
Pengertian
Pengertian
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari
kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad
Suparman menyatakanGlobalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi
oleh wilayah Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek
yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung
satu sama lain.
·
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan
semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor,
lalu lintas devisa, maupun migrasi.
·
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai
semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
·
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk
dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
·
Hubungan
transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada
empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara
·
Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut
barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
·
Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organisation(WTO).
·
Peningkatan
interaksi kulrural melalui
perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini
telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita
sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa
terkendali yang ditandai
dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Ducker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman
transformasi sosial.
Teori globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya
dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
·
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah
kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal
akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian,
para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses
tersebut.
·
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan
masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
·
Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah
sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama amerika serikat) yang memaksa sejumlah bentuk
budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar
dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang
globalisasi (antiglobalisasi)
·
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah
terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau,
jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah
menjadi sebuah fenomena internasionalisme selama ratusan tahun. Apa yang tengah
kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
·
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan
tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat
dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa
sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini
berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya,
dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di
abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional.
Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah
ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi
telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar
tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim
di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain
meliputi Jepang, Tiongkok , Vietnam , Indonesia ,
Malaka , India ,
Persia , pantai Afrika Timur,
Laut Tengah, Venesia, dan Genoa .
Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan
nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab
ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara
besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah
pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya
revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. berbagai
teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,
seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di
dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya,
sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai
cabangnya di Indonesia .
Freeport dan
Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari
Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap
menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika
perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme
seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam
mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai
menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar
negara pun mulai kabur.
Reaksi masyarakat
1.Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi)
menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang
dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain
saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah
satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi
pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, jepang memiliki
keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien
dan bermutu tinggi) sementara indonesia memiliki
keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan
untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya
untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran
kain dengan membelinya dari Indonesia ,
begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah
adanya larangan-larangan dan Kebijakan proteksi dari
pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi
dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi
barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para
pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka
menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga
barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena
permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF,
mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan
dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai
hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang
kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana
mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai
akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun,
akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor,
sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka -- mengurangi
tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
2.Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk
memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian
dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara
seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai
gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang
mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para
peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan
global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh,
kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering
menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan
Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.
GLOBALISASI PEREKONOMIAN
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi danperdagangan, dimana negara-negara di seluruh
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintregasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke
dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi
ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
·
Globalisasi
produksi, di mana
perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih
rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang
murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang
kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
·
Globalisasi
pembiayaan. Perusahaan
global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik
dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai
contoh, PT.Telkom dalam
memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas
jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer)
bersama mitrausaha dari manca negara.
·
Globalisasi
tenaga kerja. Perusahaan
global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya,
seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah
memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari
negara berkembang. Dengan globalisasi maka human
movement akan semakin mudah
dan bebas.
·
Globalisasi
jaringan informasi.Masyarakat suatu
negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia
karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll.
Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke
berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC,
celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera
masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera
global.
·
Globalisasi
Perdagangan. Hal ini
terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat,
ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat
ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan
perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah
menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan
pasar dunia.
Dampak Positif
Globalisasi Ekonomi
·
Produksi
global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Richardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
·
Meningkatkan
kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai
negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan
konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga
dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
·
Meluaskan
pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam
negeri.
·
Dapat
memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati
oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli
serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
·
Menyediakan
dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja
dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang
dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali
memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama
dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam
negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Dampak Negatif
Globalisasi Ekonomi
·
Menghambat
pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem
perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan
negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk
memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry).
Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan
kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih
cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin meningkat.
·
Memperburuk
neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor.
Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisineraca pembayaran. Efek buruk lain dari
globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor
produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang
bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan)
investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
·
Sektor
keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran
investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama
meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran
bertambah bak dan nilai uang akan bertambah
baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam
negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi
bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor
keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
·
Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya
menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.Pendapatan internasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila
globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan
masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
Globalisasi kebudayaan
Sub-kebudayaan Punk,
adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global.
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di Masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri
dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai
tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi
pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan:
·
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
·
Penyebaran
prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
·
Berkembangnya
turisme dan pariwisata
·
Semakin
banyaknya imigrasi dari
suatu negara ke negara lain.
·
Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian,
film dan lain lain.
·
Persaingan
bebas dalam bidang ekonomi
·
Meningkakan
interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa
Dampak positif globalisasi
antara lain:
·
Mudah
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
·
Mudah
melakukan komunikasi
·
Cepat
dalam bepergian (mobilitas tinggi)
·
Menumbuhkan
sikap kosmopolitan dan toleran
·
Memacu
untuk meningkatkan kualitas diri
·
Mudah
memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi
antara lain:
·
Informasi
yang tidak tersaring
·
Perilaku
konsumtif
·
Membuat
sikap menutup diri, berpikir sempit
·
Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
·
Mudah
terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara
·
Informasi yang tidak tersaring
·
Perilaku konsumtif
·
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
·
Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
·
Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau bara
0 komentar:
Posting Komentar